Tuesday, February 22, 2011

Manusia selalu menyukai kata-kata yang positif dibandingkan dengan kata-kata negative. Itulah dosa?

LESSON 32 :

Manusia selalu menyukai kata-kata yang positif dibandingkan dengan kata-kata negative. Itulah dosa?

Ini adalah Insight yang kebetulan saya dapat ketika saya melakukan kebaktian di kantor saya. Maklum, karena atasan juga menyukai hal yang religius. Jadi mau tidak mau kita yang masih anak muda, diharapkan (atau dipaksa ya? Hahahah…) untuk mengikuti kebaktian tersebut. Awalnya saya merasakan malas, dan lebih memilih untuk bertemu dengan teman saya yang ingin mengadakan penelitian di kantor. Tetapi ternyata kebaktian tersebut berlangsung hingga lebih dari 1 jam (lebih lama dari biasanya). Yup, ternyata ketika saya akhirnya masuk ke dalam ruang meeting, dimana kebaktian tersebut diadakan, yang membuat lama adalah para rekan kantor saling sharing satu sama lain. dan kemudian diakhiri dengan kesimpulan (lebih tepatnya motivasi) yang dibawakan oleh pemimpin kebaktian.

Saya akhirnya menemukan ternyata dalam pola hidup kita, kita selalu dberikan kata-kata motivasi layaknya kata-kata yang selalu positif. Seperti, kita seharusnya jangan melakukan tindakan kekerasan satu sama lain, saling berbagi atau hendaknya permasalahan dibahas secara kekeluargaan, dan sebagainya dengan tetek bengek yang indah. Lalu dimanakah kita memiliki unsur pembelajaran dari kata-kata tersebut?. Menurut saya itu tidak ada sama sekali. Toh yang kita terima adalah hasilnya, bukan apa yang harus kita jalani sebagai proses. Untuk itulah mengapa buku-buku motivasi selalu menjadi Best seller, dan hanya sedikit orang yang mampu melakukan sesuai dengan apa yang dikatakan dalam buku motivasi tersebut.

Yup, saya pun dulunya juga menggemari juga buku-buku kepemimpinan yang dikarang oleh John C. Maxwell, dan dari Chicken Soup For The Soul mengenai motivasi dalam hidup. Tetapi setelah sekian lama saya membaca, sudahkah saya melakukan hal tersebut?. Jawabannya adalah TIDAK. Lalu apakah yang membuat saya ingin melakukan sesuatu dengan lebih dan lebih?. Karena ejekan, cemoohan, dan juga kehidupan keluarga yang terkadang kekurangan.

Lalu kenapa ejekan, cemoohan, dan juga kehidupan yang terkadang serba kekurangan menjadikan perubahan dalam hidup?. Karena semakin kita diejek ataupun menerima kata-kata yang negatif, kita memahami apa yang telah kita lakukan dalam hidup ini. Toh dari dunia ini mana ada dari kita yang tidak menerima ejekan atau kata-kata negatif, mungkin besok kita akan diejek, mungkin juga setiap hari kita diejek. Tetapi semuanya kembali lagi ke kita apakah dengan adanya ejekan ataupun hinaan maka kita mau kembali lagi memahami apa yang kita lakukan. Yep, menurut saya lebih baik kalau Mario Teguh lebih memberikan ejekan kepada pemirsa di rumah atau di studio, dan yang pasti judul acaranya bukan lagi “The Golden Ways”. Tapi “The Pup Ways” hahahahaha..

No comments:

Post a Comment