Friday, February 25, 2011

Angel? Vs Demon? From yourself :Always Trying for Manipulating Yourself

LESSONS 35th :

Angel? Vs Demon? From yourself :Always Trying for Manipulating Yourself

Saat ini saya hampir selesai melakukan segala kegiatan di kantor. Saya mengetahui ada banyak hal yang masih harus saya kerjakan. Tentunya, kejenuhan pasti ada dalam kegiatan sehari-hari saya. Kemudian saya tiba-tiba ingin sekali menulis dan entah kenapa perasaan ini semakin lama semakin kuat (Seperti mencintai orang saja hehehe..). saya teringat tentang pengalaman saya beberapa hari lalu, dan apa efeknya ke saya. saya menemukan bahwa petualangan yang saya lakukan penuh dengan bisikan-bisikan setan atau malaikat.

Ada alasan tertentu kenapa saya menyebut bahwa yang kita lakukan sehari-harinya adalah bisikan setan atau malaikat. Bagi yang telah menonton animasi lama seperti Tom & Jerry (my favourite western animation), Bugs Bunny, etc. Pastinya banyak menemukan bahwa perilaku karakter tersebut selalu digambarkan ada bisikan setan atau malaikat. Tidak lain, setan atau malaikat itu adalah diri kita sendiri.

Lalu apa hubungannya dengan petualangan yang ada di kantor saya?

Beberapa hari kemarin, di salah satu departemen mengatakan tidak mau dijauhi oleh teman-teman kantor. Tetapi apakah yang terjadi bila sang teman kantor tersebut malahan melakukan sesuatu yang merugikan perusahaan. Di dalam pikiran mereka, selalu ada pertentangan antara menjadi iblis atau menjadi seorang malaikat. Sebenarnya siapakah iblis atau malaikat itu?. ya, tidak lain adalah diri kita sendiri. Lalu apakah mereka memberikan keputusan bahwa “kamu harus melakukan ini”?. Tidak ada. Mereka berdua memberikan pilihan. Celakanya adalah mereka selalu memberikan ilusi ke diri kita (membujuk diri kita sendiri). Memberikan ilusi yang seperti apa ?. kita mudah meyakini bahwa apa yang sangat tidak enak bagi kita, itu adalah hal yang merupakan bisikan iblis. Padahal, kenyataanya tidak seperti itu. Malahan hal tersebut lah yang merupakan sisi malaikat bagi kita.

Dari judul artikel ini sendiri saya memakai kalimat “Angel ? Vs Demon ? from Yourself : Always Trying for Manipulating Yourself”, adalah dikarenakan kita selalu mencoba menipu diri kita sendiri atau memanipulasi apa yang sebenarnya membahayakan menjadi sangat menyenangkan bagi lingkungan kita sendiri. Kita tidak pernah bertanya apakah bisikan yang ada dalam diri kita itu adalah benar-benar seorang malaikat atau benar-benar seorang iblis dalam diri kita sendiri. Inilah mengapa banyak sekali kurangnya memahami apa yang sebenarnya kita lakukan dan apa efek jangka panjang kepada diri kita sendiri. Maka dari itu, banyak sekali atau mungkin dari kita sendiri sangat menyukai menghadapi resiko tanpa pemikiran yang lebih matang.

Wednesday, February 23, 2011

Sistem, Kita yang Mengikuti Sistem tersebut atau Sistem yang mengikuti Kita?

LESSON 33 :

Sistem, Kita yang Mengikuti Sistem tersebut atau Sistem yang mengikuti Kita?

Senin, 14 Februari 2011

Berbicara tentang system ternyata sangatlah mudah seperti membicarakan tentang motivasi dan motivasi. Selama ini apa yang saya dapat dalam perkuliahan, perubahan dapat dilakukan dengan memahami system yang ada. Tetapi kenyataannya tidak begitu, ketika di perkuliahan kita benar melakukan pembuatan bagan akar masalah yang begitu panjangnya sampai-sampai menyerupai struktur organisasi milik pemerintahan. Hal tersebut memang sangat digunakan untuk memahami apa sih yang menjadi bentuk sistemik dari permasalahan perusahaan. Sedangkan di dunia kerja, memahami begitu kompleksnya sistem yang kita hadapi sangatlah tidak sesederhana itu.

Menurut saya, ketika di perkuliahan kita adalah orang luar yang benar-benar tidak terpengaruh oleh sistem itu sehingga yang terjadi adalah pemahaman akan sistem dalam organisasi menjadi sangat luas. Berbeda dengan apa yang saya hadapi sekarang, seolah-olah saya telah menjadi bagian dari sistem tersebut. Lalu kemudian ini adalah pertanyaan yang selalu ditanyakan oleh dosen saya “Sistem mengikuti kamu atau kamu yang mengikuti sistem?”. Selama ini sistem dari perusahaan tempat saya bekerja seakan-akan memperngaruhi untuk apa yang saya lakukan. Lalu apakah ketika kita memasuki suatu organisasi, maka kita akan dipengaruhi oleh sistem terlebih dahulu kemudian baru kita nantinya akan mempengaruhi sistem tersebut?. Kalau benar demikian, berarti semuanya adalah suatu proses. Dalam artian sebagai berikut, saat kita masuk ke dalam organisasi manapun. Kita menemukan bahwa ini adalah sistem yang ada di perusahaan, tetapi kemudian yang kita lakukan adalah Menyelaminya layaknya Experiential Learning. Baru setelah itu kita baru menyadari inilah kelemahan dari sistem yang dimiliki. Nah, inilah yang kadang menjadi masalah. Permasalahannya adalah terjadinya Group Think, yang akan dimiliki oleh mereka yang belum berpengalaman untuk menyelami sistem yang telah terbentuk di dalam suatu organisasi.

Tuesday, February 22, 2011

Manusia selalu menyukai kata-kata yang positif dibandingkan dengan kata-kata negative. Itulah dosa?

LESSON 32 :

Manusia selalu menyukai kata-kata yang positif dibandingkan dengan kata-kata negative. Itulah dosa?

Ini adalah Insight yang kebetulan saya dapat ketika saya melakukan kebaktian di kantor saya. Maklum, karena atasan juga menyukai hal yang religius. Jadi mau tidak mau kita yang masih anak muda, diharapkan (atau dipaksa ya? Hahahah…) untuk mengikuti kebaktian tersebut. Awalnya saya merasakan malas, dan lebih memilih untuk bertemu dengan teman saya yang ingin mengadakan penelitian di kantor. Tetapi ternyata kebaktian tersebut berlangsung hingga lebih dari 1 jam (lebih lama dari biasanya). Yup, ternyata ketika saya akhirnya masuk ke dalam ruang meeting, dimana kebaktian tersebut diadakan, yang membuat lama adalah para rekan kantor saling sharing satu sama lain. dan kemudian diakhiri dengan kesimpulan (lebih tepatnya motivasi) yang dibawakan oleh pemimpin kebaktian.

Saya akhirnya menemukan ternyata dalam pola hidup kita, kita selalu dberikan kata-kata motivasi layaknya kata-kata yang selalu positif. Seperti, kita seharusnya jangan melakukan tindakan kekerasan satu sama lain, saling berbagi atau hendaknya permasalahan dibahas secara kekeluargaan, dan sebagainya dengan tetek bengek yang indah. Lalu dimanakah kita memiliki unsur pembelajaran dari kata-kata tersebut?. Menurut saya itu tidak ada sama sekali. Toh yang kita terima adalah hasilnya, bukan apa yang harus kita jalani sebagai proses. Untuk itulah mengapa buku-buku motivasi selalu menjadi Best seller, dan hanya sedikit orang yang mampu melakukan sesuai dengan apa yang dikatakan dalam buku motivasi tersebut.

Yup, saya pun dulunya juga menggemari juga buku-buku kepemimpinan yang dikarang oleh John C. Maxwell, dan dari Chicken Soup For The Soul mengenai motivasi dalam hidup. Tetapi setelah sekian lama saya membaca, sudahkah saya melakukan hal tersebut?. Jawabannya adalah TIDAK. Lalu apakah yang membuat saya ingin melakukan sesuatu dengan lebih dan lebih?. Karena ejekan, cemoohan, dan juga kehidupan keluarga yang terkadang kekurangan.

Lalu kenapa ejekan, cemoohan, dan juga kehidupan yang terkadang serba kekurangan menjadikan perubahan dalam hidup?. Karena semakin kita diejek ataupun menerima kata-kata yang negatif, kita memahami apa yang telah kita lakukan dalam hidup ini. Toh dari dunia ini mana ada dari kita yang tidak menerima ejekan atau kata-kata negatif, mungkin besok kita akan diejek, mungkin juga setiap hari kita diejek. Tetapi semuanya kembali lagi ke kita apakah dengan adanya ejekan ataupun hinaan maka kita mau kembali lagi memahami apa yang kita lakukan. Yep, menurut saya lebih baik kalau Mario Teguh lebih memberikan ejekan kepada pemirsa di rumah atau di studio, dan yang pasti judul acaranya bukan lagi “The Golden Ways”. Tapi “The Pup Ways” hahahahaha..

Experiential Learning, and Imagination: Menulis dengan lepas, bebas, dan penuh imajinasi a...

Experiential Learning, and Imagination: Menulis dengan lepas, bebas, dan penuh imajinasi a...: "Senin, 21 Februari 2011 Semalam kemarin saya sangat menjadi melankolik. Saya merasa keadaan di kantor menjadi seperti medan perang yan..."

Menulis dengan lepas, bebas, dan penuh imajinasi akan hidup. Inilah cerita kehidupan.

Senin, 21 Februari 2011

Semalam kemarin saya sangat menjadi melankolik. Saya merasa keadaan di kantor menjadi seperti medan perang yang harus dihadapi seorang diri. Penuh dengan korupsi, pemimpin yang bermuka dua, dan juga ada pula yang merasa dirinya tidak ingin dijauhi oleh orang-orang di kantor. Yep, sangat-sangat ironis sekali kondisinya. Kebanyakan dari baru mengatakan apa yang terjadi sebenarnya ketika kita dapat masuk ke dalam sistem yang lebih dalam. Tetapi hal ini seperti membuka kotak yang sudah terlalu lama tidak terbuka.

Lalu kapan kotak ini mulai terbuka?. Tepatnya adalah ketika saya mulai mengemukakan ide bahwa lebih baik di dalam perusahaan ini ada penilaian dari klien atau konsumen kita. Tetapi di sisi lain, sang Owner mengatakan lebih baik bagi saya untuk membuat penilaian kinerja bagi departemen masing-masing di dalam perusahaan. Ya, lalu saya pun menyetujuinya. Selanjutnya, Voila! Saya kemudian menemukan cara bahwa selama ini pergerakan untuk alur kerja departemen sama sekali tidak pernah ada. Lalu bila tidak ada, bagaimana saya dapat mengetahui sistem yang ada di dalamnya.

Baik, walaupun begitu tetap saja sangat sulit untuk meminta masing-masing departemen menjelaskan alurnya kepada saya. Tetapi apa boleh buat, akhirnya saya meminta dan mendatangi satu persatu di per departemen. Alhasil yang saya temukan adalah hasil persepsi saya sendiri dan nantinya di hari senin tanggal 14 Februari 2011 dipresentasikan kepada seluruh kepala departemen. Akhirnya dari presentasi tersebut, saya ternyata tidak sepenuhnya berhasil karena tidak ada kecocokan hubungan koordinasinya masing-masing. Lalu apakah saya gagal? Ternyata tidak sepenuhnya, karena setelah itu akhirnya masing-masing departemen diminta membuat struktur serta job desk masing-masing. Yup, dari sini saya menemukan bahwa ternyata ada pencetus menuju perubahan di saat ada kegagalan.

Selang berapa hari kemudian saya mengumumkan peraturan kepada semua karyawan dengan tujuan untuk memberikan beberapa peraturan yang bisa diperbaiki, tetapi ada juga peraturan yang benar-benar sensitif dan menyangkut pemotongan gaji karyawan (saya sebelumnya mengetahui kalau peraturan itu tidak bisa diterapkan). Walaupun saya tahu topic ini sangat sensitif, tetap saya utarakan dan hasilnya sangat-sangat menegangkan. Ada tiga tipe orang di kantor saya. Pertama, saya menemukan siapa saja orang yang sangat mempunyai jiwa kepemimpinan tinggi dengan memberikan saran dan kritik bersifat membangun. Kedua, akhirnya saya menemukan siapa saja orang di dalam perusahaan yang hanya bisa mengkritik tanpa memberikan saran membangun. Dan ketiga, saya mengetahui siapa saja orang yang hanya ingin mengikuti apa saja yang terjadi. Fyuhhh..saat terakhir itu saya akhirnya dapat menemukan bagaimana sistem atau kultur yang tampak di sini, tentu saja ada ketakutan yang telah saya rasakan setelah melakukan perilaku ini. Saat itulah kondisi di kantor seakan-akan berubah dari yang pertama sangat ramah tamah saling menyapa berubah menjadi perang dingin alias gontok-gontokan seperti anak kecil di hadapan saya (lebih tepatnya ngomongin di belakang saya).

Lalu di siang hari tadi ternyata mulai terbuka kotak itu. Masing-masing departemen mengetahui bahwa ada korupsi di dalam perusahaan ini. Lalu siapakah yang melakukan? Yah, di bagian orang yang ternyata sangat beramah tamah dengan saya. disini kemudian semakin lama saya terasa makin masuk ke dalam markas musuh, sehingga setiap hari saya bangun saya merasakan kecapekan dan kesedihan seperti orang gila yang setiap saat bisa tertawa sendiri atau menangis sendiri.

Di tengah sikap melankolis inilah saya menemukan ternyata ada sebagian “bisikan” yang terlintas di kepala saya. semuanya adalah karena sistem. Akhirnya yang saya temukan dalam tanda tanya besar adalah kenapa korupsi ini bisa terjadi? Karena ada budaya senioritas yang sudah ditanamkan dalam-dalam atau di cuci otak sehingga mengakibatkan masing senior dapat menutup mulut para juniornya tanpa perlu mengancam.

Yah, mungkin sekian di sini dulu apa yang saya rasakan, dan apa yang saya temukan dalam sistem. Di sini bukanlah akhir atau saya menemukan jawaban, tetapi inilah kepekaan yang harus saya temukan. Uhh…My sense is tingling.