Tuesday, February 22, 2011

Menulis dengan lepas, bebas, dan penuh imajinasi akan hidup. Inilah cerita kehidupan.

Senin, 21 Februari 2011

Semalam kemarin saya sangat menjadi melankolik. Saya merasa keadaan di kantor menjadi seperti medan perang yang harus dihadapi seorang diri. Penuh dengan korupsi, pemimpin yang bermuka dua, dan juga ada pula yang merasa dirinya tidak ingin dijauhi oleh orang-orang di kantor. Yep, sangat-sangat ironis sekali kondisinya. Kebanyakan dari baru mengatakan apa yang terjadi sebenarnya ketika kita dapat masuk ke dalam sistem yang lebih dalam. Tetapi hal ini seperti membuka kotak yang sudah terlalu lama tidak terbuka.

Lalu kapan kotak ini mulai terbuka?. Tepatnya adalah ketika saya mulai mengemukakan ide bahwa lebih baik di dalam perusahaan ini ada penilaian dari klien atau konsumen kita. Tetapi di sisi lain, sang Owner mengatakan lebih baik bagi saya untuk membuat penilaian kinerja bagi departemen masing-masing di dalam perusahaan. Ya, lalu saya pun menyetujuinya. Selanjutnya, Voila! Saya kemudian menemukan cara bahwa selama ini pergerakan untuk alur kerja departemen sama sekali tidak pernah ada. Lalu bila tidak ada, bagaimana saya dapat mengetahui sistem yang ada di dalamnya.

Baik, walaupun begitu tetap saja sangat sulit untuk meminta masing-masing departemen menjelaskan alurnya kepada saya. Tetapi apa boleh buat, akhirnya saya meminta dan mendatangi satu persatu di per departemen. Alhasil yang saya temukan adalah hasil persepsi saya sendiri dan nantinya di hari senin tanggal 14 Februari 2011 dipresentasikan kepada seluruh kepala departemen. Akhirnya dari presentasi tersebut, saya ternyata tidak sepenuhnya berhasil karena tidak ada kecocokan hubungan koordinasinya masing-masing. Lalu apakah saya gagal? Ternyata tidak sepenuhnya, karena setelah itu akhirnya masing-masing departemen diminta membuat struktur serta job desk masing-masing. Yup, dari sini saya menemukan bahwa ternyata ada pencetus menuju perubahan di saat ada kegagalan.

Selang berapa hari kemudian saya mengumumkan peraturan kepada semua karyawan dengan tujuan untuk memberikan beberapa peraturan yang bisa diperbaiki, tetapi ada juga peraturan yang benar-benar sensitif dan menyangkut pemotongan gaji karyawan (saya sebelumnya mengetahui kalau peraturan itu tidak bisa diterapkan). Walaupun saya tahu topic ini sangat sensitif, tetap saya utarakan dan hasilnya sangat-sangat menegangkan. Ada tiga tipe orang di kantor saya. Pertama, saya menemukan siapa saja orang yang sangat mempunyai jiwa kepemimpinan tinggi dengan memberikan saran dan kritik bersifat membangun. Kedua, akhirnya saya menemukan siapa saja orang di dalam perusahaan yang hanya bisa mengkritik tanpa memberikan saran membangun. Dan ketiga, saya mengetahui siapa saja orang yang hanya ingin mengikuti apa saja yang terjadi. Fyuhhh..saat terakhir itu saya akhirnya dapat menemukan bagaimana sistem atau kultur yang tampak di sini, tentu saja ada ketakutan yang telah saya rasakan setelah melakukan perilaku ini. Saat itulah kondisi di kantor seakan-akan berubah dari yang pertama sangat ramah tamah saling menyapa berubah menjadi perang dingin alias gontok-gontokan seperti anak kecil di hadapan saya (lebih tepatnya ngomongin di belakang saya).

Lalu di siang hari tadi ternyata mulai terbuka kotak itu. Masing-masing departemen mengetahui bahwa ada korupsi di dalam perusahaan ini. Lalu siapakah yang melakukan? Yah, di bagian orang yang ternyata sangat beramah tamah dengan saya. disini kemudian semakin lama saya terasa makin masuk ke dalam markas musuh, sehingga setiap hari saya bangun saya merasakan kecapekan dan kesedihan seperti orang gila yang setiap saat bisa tertawa sendiri atau menangis sendiri.

Di tengah sikap melankolis inilah saya menemukan ternyata ada sebagian “bisikan” yang terlintas di kepala saya. semuanya adalah karena sistem. Akhirnya yang saya temukan dalam tanda tanya besar adalah kenapa korupsi ini bisa terjadi? Karena ada budaya senioritas yang sudah ditanamkan dalam-dalam atau di cuci otak sehingga mengakibatkan masing senior dapat menutup mulut para juniornya tanpa perlu mengancam.

Yah, mungkin sekian di sini dulu apa yang saya rasakan, dan apa yang saya temukan dalam sistem. Di sini bukanlah akhir atau saya menemukan jawaban, tetapi inilah kepekaan yang harus saya temukan. Uhh…My sense is tingling.

No comments:

Post a Comment